Saya ingat guru esempe saya yang namanya Bu Radiani (saya curiga dulu ortunya bermaksud menulis kata ‘radiasi’ di akta).
Bu Radiani ini mengajar beberapa mata pelajaran, yaitu PMP dan PPKn (sama ga seh??). Hingga hari ini, tak ada materi pelajaran apapun yang saya ingat telah diajarkan oleh Ibu yang satu ini (walopun saya sudah berusaha keras mengingatnya), kecuali satu hal, pada suatu hari beliau berdebat dengan teman2 sekelas selama 2 jam-pelajaran PENUH untuk membahas, manakah yang lebih tepat dalam mengucapkan “e” pada kata: BOLEH, yaitu ‘boleh’ (seperti oleh2), ataukah ‘boleh’ (“e” seperti pada “lele”).
Tak ada kata spakat, karena tak ada 1 pun murid yang mau mengikutinya untuk mengucapkan boleh spt yang kedua. untung saja, bel sekolah masih berfungsi...
Saat itu, untuk pertama kalinya saya memahami paradox demokrasi...
Wednesday, October 17, 2007
Thursday, September 27, 2007
Misteri Kesadaran (1)
Seorang wanita yang selamat dari kecelakaan lalu lintas yang dahsyat, akhirnya berhasil membuka matanya pada bulan ke-lima. Sebagian otaknya rusak. Matanya terbuka, namun ia tidak mampu memberi respon atas rangsang cahaya maupun suara. Ahli saraf menyatakan ia berada pada level vegetasi, bahkan secara kasar ia dapat disebut sebagai “tanaman”.
Saintis Inggris dan Belgia kemudian memotret otaknya dengan instrument yang disebut Magnetic Resonance Imaging/MRI (alat yang mampu memperoleh gambaran isi dalam suatu objek dgn resonansi magnetis). Mereka demikian takjub saat mendeteksi adanya pola2 aliran darah tertentu pada bagian otak yang masih aktif dalam kepala si wanita. Mereka kemudian mencoba memberi perintah lisan kepada si wanita untuk membayangkan rumahnya, sekaligus meyakinkan diri mereka bahwa si wanita pada dasarnya mampu menangkap informasi tersebut. Saat melihat tampilan MRI-nya, mereka kembali terkejut, karena ternyata tampak adanya respon otak berupa pola2 aliran darah pada bagian yang berkaitan dgn navigasi dan pengenalan lokasi. Kembali mereka mencoba dgn perintah ke-dua. Si wanita diminta untuk membayangkan dirinya bermain tenis, tampaklah bagian otak yg mendorong gerak tubuh ikut bereaksi. Meskipun skala respon yg diberikan berbeda dgn respon org normal, hal ini tetap menunjukkan adanya kesadaran dalam diri si wanita lumpuh.
Sekarang, marilah kita mencoba melihat dunia dari diri si lumpuh. Bagaimana kita bisa merasakan keputusasaan saat ia menyadari ketidakberdayaannya dalam merespon tingkah laku sanak famili di hadapannya? Bagaimana ia mencoba untuk hidup dengan kesadaran penuh, namun kembali terjatuh ke dalam kehampaan?
Peertanyaan yang tersisa, apakah kita berhak melakukan euthanasia krn secara ekstrinsik dia bukan manusia lagi, dan kita yakin bahwa kematian adalah hal terbaik buatnya?
Reportase mengenai respon otak ini muncul pada akhir tahun lalu dan memberi dampak yg begitu mengejutkan krn telah membuka jalan bagi ilmu tentang kesadaran.
Hal yg sebelumnya berada pd ranah teologis, kini terbentang di hadapan dunia neuroscience dan siap untuk disingkapkan. Mungin saja kesadaran akan tetap menjadi misteri yang tak terkuak, namun yang jelas, keyakinan kita akan kesadaran manusia tampaknya telah mulai terguncangkan.
Bisa dikatakan, riset mengenai kesadaran adalah suatu hal yang menggembirakan sekaligus terasa begitu mengganggu. Rene Descartes menyatakan: keadaran adalah hal yg paling hakiki dalm diri manusia. Agama menjelaskan bahwa kesadaran tinggal dalam jiwa, dalam ruh, sesuatu yg membuat manusia tetap hidup. Kesadaran adalah hidup itu sendiri, esensi dari empati, dan pondasi moral. Sains telah mencoba menyelami lebih dalam masalah kesadaran ini dengan membuang praduga2 spritual tsb, untuk membuat kesadaran menjadi suatu objek yang ‘ada’ dan tersentuh.
Kesadaran tidak berhubungan dengan bahasa. Bayi, binatang, dan pasien2 kerusakan otak pada kenyataannya tidak pernah menjadi robot, sepasif apapun mereka. Mereka tetap bisa memberikan respon atas keberadaan seseorang di dekatnya.
Kesadaran sama sekali berbeda dengan ”Self Awareness” , karena larutnya kesadaran kita di tengah alunan musik atau kegiatan2 fisik dan mental tertentu seperti sensasi seksual, tidak menyebabkan hilangnya kontrol diri atas respon2 inderawi.
Sumber: Time, February 2007
Saintis Inggris dan Belgia kemudian memotret otaknya dengan instrument yang disebut Magnetic Resonance Imaging/MRI (alat yang mampu memperoleh gambaran isi dalam suatu objek dgn resonansi magnetis). Mereka demikian takjub saat mendeteksi adanya pola2 aliran darah tertentu pada bagian otak yang masih aktif dalam kepala si wanita. Mereka kemudian mencoba memberi perintah lisan kepada si wanita untuk membayangkan rumahnya, sekaligus meyakinkan diri mereka bahwa si wanita pada dasarnya mampu menangkap informasi tersebut. Saat melihat tampilan MRI-nya, mereka kembali terkejut, karena ternyata tampak adanya respon otak berupa pola2 aliran darah pada bagian yang berkaitan dgn navigasi dan pengenalan lokasi. Kembali mereka mencoba dgn perintah ke-dua. Si wanita diminta untuk membayangkan dirinya bermain tenis, tampaklah bagian otak yg mendorong gerak tubuh ikut bereaksi. Meskipun skala respon yg diberikan berbeda dgn respon org normal, hal ini tetap menunjukkan adanya kesadaran dalam diri si wanita lumpuh.
Sekarang, marilah kita mencoba melihat dunia dari diri si lumpuh. Bagaimana kita bisa merasakan keputusasaan saat ia menyadari ketidakberdayaannya dalam merespon tingkah laku sanak famili di hadapannya? Bagaimana ia mencoba untuk hidup dengan kesadaran penuh, namun kembali terjatuh ke dalam kehampaan?
Peertanyaan yang tersisa, apakah kita berhak melakukan euthanasia krn secara ekstrinsik dia bukan manusia lagi, dan kita yakin bahwa kematian adalah hal terbaik buatnya?
Reportase mengenai respon otak ini muncul pada akhir tahun lalu dan memberi dampak yg begitu mengejutkan krn telah membuka jalan bagi ilmu tentang kesadaran.
Hal yg sebelumnya berada pd ranah teologis, kini terbentang di hadapan dunia neuroscience dan siap untuk disingkapkan. Mungin saja kesadaran akan tetap menjadi misteri yang tak terkuak, namun yang jelas, keyakinan kita akan kesadaran manusia tampaknya telah mulai terguncangkan.
Bisa dikatakan, riset mengenai kesadaran adalah suatu hal yang menggembirakan sekaligus terasa begitu mengganggu. Rene Descartes menyatakan: keadaran adalah hal yg paling hakiki dalm diri manusia. Agama menjelaskan bahwa kesadaran tinggal dalam jiwa, dalam ruh, sesuatu yg membuat manusia tetap hidup. Kesadaran adalah hidup itu sendiri, esensi dari empati, dan pondasi moral. Sains telah mencoba menyelami lebih dalam masalah kesadaran ini dengan membuang praduga2 spritual tsb, untuk membuat kesadaran menjadi suatu objek yang ‘ada’ dan tersentuh.
Kesadaran tidak berhubungan dengan bahasa. Bayi, binatang, dan pasien2 kerusakan otak pada kenyataannya tidak pernah menjadi robot, sepasif apapun mereka. Mereka tetap bisa memberikan respon atas keberadaan seseorang di dekatnya.
Kesadaran sama sekali berbeda dengan ”Self Awareness” , karena larutnya kesadaran kita di tengah alunan musik atau kegiatan2 fisik dan mental tertentu seperti sensasi seksual, tidak menyebabkan hilangnya kontrol diri atas respon2 inderawi.
Sumber: Time, February 2007
Tuesday, September 25, 2007
Pecel lele
Oil Shale
Kebutuhan akan energy fosil meningkat, sedangkan cadangan minyak turun terus. Tiga tahun yang lalu, pemerintah AS secara resmi menyatakan suatu bentuk sumber energi baru sudah dianggap siap untuk ditambang, bukan minyak, bukan pula batubara.
Sumber ini disebut sbg Oil Shale, gabungan kata minyak-serpihan batuan. Oil shale seringkali disebut sebagai "rock that burns", tetapi is bukanlah batu bara.
Mengapa oil shale tidak bisa disebut sebagai batubara? Satu hal yang penting, oil shale merupakan kombinasi antara kerogen (senyawa penyusun utama minyak bumi) dan batuan karbonat. Kerogen adalah senyawa HC ber massa molekul yang tinggi, dengan rumus molekul C215H330O12N5S, sedangkan batubara grade tinggi memiliki rumus molekul C240H90O4NS. Ini menunjukkan bahwa rasio H:C untuk oil shale jauh lebih tinggi dibanding rasio tsb pada batubara. Energy density dari batubara sekitar 6.67 kW-h/kg, sedangkan oil shale memiliki level yang lebih rendah, yaitu 1.03 kW-h/kg. Dibandingkan minyak bumi, oil shale dan batubara memiliki kemiripan dalam soal emisi, keduanya mengandung sulfur dan nitrogen yang relatif tinggi.
Seberapa besar sumber energy ini bisa dikeruk? Ahli geologi Amerika mengklaim sumber energy ini tersedia sebanyak 2.6 trilyun barrel di muka bumi, dengan lebih dari 75%-nya berada di daratan Amerika. Bandingkan dengan minyak bumi dengan proven reserves hanya tinggal 1.3 trilyun barrel. Meskipun konversi oil shale ke BBM memerlukan proses yang lebih rumit dan mahal, namun dengan jumlah sebesar itu, diperkirakan oil shale dapat memperpanjang 'kehidupan' selama beberapa ratus tahun setelah minyak bumi benar-benar habis.
Karena oil shale berasal dari kerogen yang memadat, maka pemanfaatannya dapat dilakukan dengan 'mencairkannya' dengan pemanasan, kemudian mengekstraknya ke permukaan sebagaimana sumur2 minyak.
Langkah yang telah dikembangkan yaitu:
1. menyiapkan area injeksi panas (untuk mencairkan oil shale) dan area ekstraksi (penyedotan) yang terpisah
2. melakukan pengeboran beberapa lubang untuk pemanasan dengan kedalaman sekitar 200 m (lokasi pengendapan oil shale)
3. memasukkan tubing2 pemanas ke dalam lubang2 tersebut, dengan suhu mencapai 700 F (370 C). Proses pemanasan diperkirakan membutuhkan waktu selama 8 bulan - 4 tahun, bergantung pada jenis dan luasnya lokasi cadangan
4. menarik oil shale yang telah mencair ke permukaan dengan menyedotnya menggunakan pompa
5. minyak mentah yang diperoleh siap diolah di kilang2
Sejauh ini, pihak kementrian pertambangan amerika telah menjadikan proyek ini sebagai salah satu prioritas ekstraksi energi yang akan dikembangkan.
Bagaimana Indonesia ??
Sumber ini disebut sbg Oil Shale, gabungan kata minyak-serpihan batuan. Oil shale seringkali disebut sebagai "rock that burns", tetapi is bukanlah batu bara.
Mengapa oil shale tidak bisa disebut sebagai batubara? Satu hal yang penting, oil shale merupakan kombinasi antara kerogen (senyawa penyusun utama minyak bumi) dan batuan karbonat. Kerogen adalah senyawa HC ber massa molekul yang tinggi, dengan rumus molekul C215H330O12N5S, sedangkan batubara grade tinggi memiliki rumus molekul C240H90O4NS. Ini menunjukkan bahwa rasio H:C untuk oil shale jauh lebih tinggi dibanding rasio tsb pada batubara. Energy density dari batubara sekitar 6.67 kW-h/kg, sedangkan oil shale memiliki level yang lebih rendah, yaitu 1.03 kW-h/kg. Dibandingkan minyak bumi, oil shale dan batubara memiliki kemiripan dalam soal emisi, keduanya mengandung sulfur dan nitrogen yang relatif tinggi.
Seberapa besar sumber energy ini bisa dikeruk? Ahli geologi Amerika mengklaim sumber energy ini tersedia sebanyak 2.6 trilyun barrel di muka bumi, dengan lebih dari 75%-nya berada di daratan Amerika. Bandingkan dengan minyak bumi dengan proven reserves hanya tinggal 1.3 trilyun barrel. Meskipun konversi oil shale ke BBM memerlukan proses yang lebih rumit dan mahal, namun dengan jumlah sebesar itu, diperkirakan oil shale dapat memperpanjang 'kehidupan' selama beberapa ratus tahun setelah minyak bumi benar-benar habis.
Karena oil shale berasal dari kerogen yang memadat, maka pemanfaatannya dapat dilakukan dengan 'mencairkannya' dengan pemanasan, kemudian mengekstraknya ke permukaan sebagaimana sumur2 minyak.
Langkah yang telah dikembangkan yaitu:
1. menyiapkan area injeksi panas (untuk mencairkan oil shale) dan area ekstraksi (penyedotan) yang terpisah
2. melakukan pengeboran beberapa lubang untuk pemanasan dengan kedalaman sekitar 200 m (lokasi pengendapan oil shale)
3. memasukkan tubing2 pemanas ke dalam lubang2 tersebut, dengan suhu mencapai 700 F (370 C). Proses pemanasan diperkirakan membutuhkan waktu selama 8 bulan - 4 tahun, bergantung pada jenis dan luasnya lokasi cadangan
4. menarik oil shale yang telah mencair ke permukaan dengan menyedotnya menggunakan pompa
5. minyak mentah yang diperoleh siap diolah di kilang2
Sejauh ini, pihak kementrian pertambangan amerika telah menjadikan proyek ini sebagai salah satu prioritas ekstraksi energi yang akan dikembangkan.
Bagaimana Indonesia ??
Monday, September 24, 2007
Hari pertama di minggu ini
Pagi-pagi aku datang ke kantor, dengan begitu bersemanagat.
Maklum saja, hari pertama di minggu ini, dengan baju baru pemberian seseorang.
Bangga boo', jarang2 ada orang (waras) mau ngebeliin baju. Lagian si baju juga lumayan okeh punyah…
Sedang asyik nyengir depan laptop, tiba2 terdengar suara dari belakang:
Bu Ira: wib, bajumu baru ya?
Wib: iya ya bu, kok tau (bangga banget ... :-D )
Bu Ira: itu lho, no ukurannya masih nempel...
Wib: &^%$&^$&$^$^$^!!!!!!
-end of story!
Maklum saja, hari pertama di minggu ini, dengan baju baru pemberian seseorang.
Bangga boo', jarang2 ada orang (waras) mau ngebeliin baju. Lagian si baju juga lumayan okeh punyah…
Sedang asyik nyengir depan laptop, tiba2 terdengar suara dari belakang:
Bu Ira: wib, bajumu baru ya?
Wib: iya ya bu, kok tau (bangga banget ... :-D )
Bu Ira: itu lho, no ukurannya masih nempel...
Wib: &^%$&^$&$^$^$^!!!!!!
-end of story!
Kisah seorang sales engineer
Kisah seorang sales engineer nyerempet dan seorang klien yg bertakwa
Si doel: pak, sudah saya siapkan, nanti karoke di X, escortnya juga macem2, Pak, ada dari batu, ada cungkok amoy, ada jg yg dr uzbekistan
Klien: maaf mas dul, saya ada acara lain (dlm hati: ya Allah jauhkan saya dari godaan syaitan)
Si doel: wah sudah saya pesankan itu Pak?
Klien: iya tetapi maaf sekali mas dul, saya ada keperluan pengajian di tetangga saya
Si doel: oh begitu ya pak, jadi gimana itu PAk
Klien: gimana apanya mas dul?
Si doel: yang sudah saya pesan itu?
Klien: ya terserah mas doel saja...permisi.
Si doel: (terbengong2.....dalam hati: wah, sudah dibayarin kagak mau, padahal duit g bisa ballik, yo wes mumpung g ada kerjaan...)
Si doel: pak, sudah saya siapkan, nanti karoke di X, escortnya juga macem2, Pak, ada dari batu, ada cungkok amoy, ada jg yg dr uzbekistan
Klien: maaf mas dul, saya ada acara lain (dlm hati: ya Allah jauhkan saya dari godaan syaitan)
Si doel: wah sudah saya pesankan itu Pak?
Klien: iya tetapi maaf sekali mas dul, saya ada keperluan pengajian di tetangga saya
Si doel: oh begitu ya pak, jadi gimana itu PAk
Klien: gimana apanya mas dul?
Si doel: yang sudah saya pesan itu?
Klien: ya terserah mas doel saja...permisi.
Si doel: (terbengong2.....dalam hati: wah, sudah dibayarin kagak mau, padahal duit g bisa ballik, yo wes mumpung g ada kerjaan...)
Kalo inget jaman2 dulu
Kalo inget jaman2 dulu, dimana kita2 luntang lantung mencari kerjaan, semua tes diikuti walopun tidak gitu tertarik ma pekerjaannya, serasa sangat kecewa pas g lolos seleksi, termasuk pas seleksi sebuah perusahaan oil serpis dulu.
Padahal setelah aku memperhatikan dengan seksama pekerjaan umat2 oil serpis laennya di dunia nyata, terbit rasa sukurku kepada Allah SWT yang membuatku tidak lolos saat itu...
Suatu waktu, aku pernah beberapa bulan diberi kehormatan untuk menjabat kumpenimen di sebuah rig (aku yakin saat itu spvsrku mengalami kemabukan kronis), buat mengasisteni seorang drill sait menejer totok, dalam mengawasi perbuatan ngecor alias nyemen sumur.
Meliat bagemana kaum serpis (hxxxxxxx sementing) diperlakukan oleh kumpeni, terasa ikut terkoyak2 hati nurani ku...seperti menonton siaran langsung kehidupan ari anggara yang teraniaya ibu tiri. Karna kebanyakan kru (crew.-red) nya adalah orang indon, dengan perlakuan agak kurang beradab begitu, ingin rasanya aku mencabut bambu runcingku, tapi berhub cuaca di gunung sangat dingin, niat itu kuurungkan karena takut masuk angin, serta menghindari kebekuan dan kemandulan...Melihatnya pun aku tak mampu apalagi melakukannya, meski aku dibayar pake buah2an dan kacang2an sekalipun....
Akhirnya tugas itu kuteruskan dengan sesekali menghapus air mata yang menetes di pipiku...
Padahal setelah aku memperhatikan dengan seksama pekerjaan umat2 oil serpis laennya di dunia nyata, terbit rasa sukurku kepada Allah SWT yang membuatku tidak lolos saat itu...
Suatu waktu, aku pernah beberapa bulan diberi kehormatan untuk menjabat kumpenimen di sebuah rig (aku yakin saat itu spvsrku mengalami kemabukan kronis), buat mengasisteni seorang drill sait menejer totok, dalam mengawasi perbuatan ngecor alias nyemen sumur.
Meliat bagemana kaum serpis (hxxxxxxx sementing) diperlakukan oleh kumpeni, terasa ikut terkoyak2 hati nurani ku...seperti menonton siaran langsung kehidupan ari anggara yang teraniaya ibu tiri. Karna kebanyakan kru (crew.-red) nya adalah orang indon, dengan perlakuan agak kurang beradab begitu, ingin rasanya aku mencabut bambu runcingku, tapi berhub cuaca di gunung sangat dingin, niat itu kuurungkan karena takut masuk angin, serta menghindari kebekuan dan kemandulan...Melihatnya pun aku tak mampu apalagi melakukannya, meski aku dibayar pake buah2an dan kacang2an sekalipun....
Akhirnya tugas itu kuteruskan dengan sesekali menghapus air mata yang menetes di pipiku...
Monday, June 18, 2007
Saturday, February 24, 2007
fu**ed up wiken
Monday, February 12, 2007
Lateral Thinking pt. 1
A man is found dead in a field - a broken match in his hand. Explain ...
(The man was in a hot air balloon that was losing altitude, they had thrown out everything but themselves, and one of them had to jump. They used the time-honoured method, and whoever picked the broken match had to go.)
(The man was in a hot air balloon that was losing altitude, they had thrown out everything but themselves, and one of them had to jump. They used the time-honoured method, and whoever picked the broken match had to go.)
Thursday, January 11, 2007
Ge(g)ology
Dari semacam lecturer tentang ilmu bumi, langsung dari ahlinya, bangsa kumpeni, begitu….
Saya mendapat pencerahan yang suram, kalau diibaratkan umur bumi itu 1 hari 1 malam, maka manusia cuma baru nongol pada 1 menit terakhir dari sekarang (zone tertier)….bayangkan, 1 menit saja sudah rusak begini dunia, palagi kalo manusia dikasi waktu dari 1 jam yang lalu??
So kupikir akhirnya umur spesies kita di bumi Cuma sampae 1 menit ke depan…cepat bertobat kawan…
Wah-wah … kepikiran saya…. Tuhan ternyata mempersiapkan penciptaan kita lama juga ya, masa kita sia2kan waktu yg cuma semenit dari 24 jam itu dgn saling menyakiti, mengunek2no, ato membunuh sesama??
Kok kaya Aa' Gim begini saya…wah berarti ini harus diakhiri dgn poligami….
Subscribe to:
Posts (Atom)