Monday, May 08, 2006

The Constant Gardener

"Perusahaan farmasi menipu mereka, sama halnya dengan dealer senjata. Penyalur obat-obatan, agensi AIDS, semuanya. Begitulah cara dunia menipu Afrika. Beginilah cara mereka menghilangkan rasa bersalah".
The Constant Gardener mengajarkan itu. Dan begitulah memang dunia memperlakukan Afrika.

Di saat TBC-AIDS hampir sama banyaknya dengan malaria, kumpulan perampok yang mendatangi setiap kiriman pangan dan obat-obatan, bounty hunters yang lapar, kaum miskin kumuh yang tertekan dan ketakutan, semua hanyalah proyek besar bagi dunia, dan PBB sebagai makelarnya.
Dan kontraktor2 obat-obatan akan tetap menggunakan itu semua layaknya proyek bertender besar, tak ada yg benar2 menginginkan kebaikan (dengan standar kesehatan-kemiskinan-edukasi yang juga mereka tentukan sendiri) di Afrika. Kemiskinan di Afrika berarti jalan keluar bagi masalah pajak, tempat pengujian obat2an berbiaya murah, cuci gudang inventory kedaluarsa..disposable things for disposable humans. Semua masalah kapitalisme dan pemakmuran Afrika hanyalah soal social cost. Dan 'mereka' tentunya sudah berpikir tentang bagaimana cara membuat social cost expenditure itu menjadi sebuah investasi.

Mereka punya rasa bersalah, dan rasa bersalah ini juga mereka ubah menjadi uang. Mereka mengkorupsi kepercayaan, ribuan nyawa manusia, konspirasi2 indah berseni yang ditukar dengan iman dan persahabatan. Mereka bahkan jauh lebih buruk dari Nigeria dan Indonesia yang mereka lecehkan sebagai surga para maling.
Bepuluh2 tahun, dunia (barat) 'merawat' dan 'menyiangi' kebun Afrika. Jangan sampai terlalu bagus, atau terlalu buruk, biarkan dia konstant dalam ruang yang berpotensi uang, tidak lebih.Menyedihkan, dengan penuh kesadaran mereka tahu tentang rusaknya jiwa yang mereka punya, mereka frustasi, dan ibarat candu mereka terkesan tak puas hati kemudian mengulang sekali lagi. Begitulah setan2 menari.

Dan seorang perempuan yang berkata, "Kita habiskan 60 tahun untuk bangun organisasi bernama PBB, yang bertujuan menghindari perang. Kemudian kita hancurkan itu karena mobil kita kekurangan bensin!", tahu persis ini semua.
Layaknya sebuah motif yang dilekatkan secara sempurna dalam kepala dan hatinya, ia, seperti halnya perusahaan obat2an (dalam vektor yang berbeda), menggunakan banyak hal demi sebuah misi. Perkawinan, sex, persahabatan, semua adalah kesempatan, semua adalah kemanfaatan, cost yang harus dibayarkan.
Pragmatisme yang enggan beristirahat, utilitarianisme yang penuh keterlanjuran.

Sama halnya dengan perusahaan obat, semua hal adalah demi pemuasan pribadi, semuanya korupsi dalam filosofi yang sama namun dalam kualitas yang berbeda.
Semua orang melakukannya.
Yang menjadi masalah adalah tentu saja soal tendensi, yang mana masing2 akan dipandang berbeda tergantung pada ukuran norma terhadap tendensi yg ada.

Semua orang adalah koruptor...
Semuanya adalah (tak lebih dari sekedar) constant gardener...

No comments: