Pria : terimakasih telah mengobati teman saya, dan tolong sampaikan juga ucapan saya ini kepada kakak Anda Dokter Barlow, yang saya pikir mulanya adalah suami Anda.
Wanita : oh ya? Anda kira dia suami saya? ha ha
Pria : benar, dan saya baru tahu tentang itu semalam. Saya senang mengetahuinya.
Wanita : sungguh? Anda kira selama ini...
Pria : ya tentu saja...ha ha...maksud saya, saya lega akhirnya saya mengetahui ini, karena saya takut kalau saya tetap salah sangka. Anda tahu...tidak baik berskap dengan persangkaan yang salah.
Wanita : ya ya, Anda benar...(sambil tersenyum)
Dan Si Wanita tidak tampak berprasangka apapun dari perkataan Si Pria. Mengapa berbeda dengan persangkaan Saya tentang persangkaan dia terhadap Si Pria?
BUkankah semua wanita "seharusnya" selalu berprasangka dengan perkataan semacam itu? Karena semua wanita yang saya tahu, mahir berprasangka, maksud saya mereka berprasangka seakan "prasangka" adalah sebuah bakat yang diberi Tuhan secara serta merta ke dalam kepala mereka.
BUkankah semua wanita "seharusnya" selalu berprasangka dengan perkataan semacam itu? Karena semua wanita yang saya tahu, mahir berprasangka, maksud saya mereka berprasangka seakan "prasangka" adalah sebuah bakat yang diberi Tuhan secara serta merta ke dalam kepala mereka.
Atau mungkin, Si Wanita dengan "lihai" berhasil menutupi kesan berprasangkanya, seperti "selayaknya" wanita. Karena semua wanita yang saya tahu, mahir menutupi kesan berprasangka, maksud saya mereka memang terlahir dengan talenta yang nyaris sempurna dalam soal tutup menutup (sedang mungkin pria terlatih pada hal buka-membuka?).
Wanita...mereka cantik, cinta kebersihan, lihai, tampak natural, suka berprasangka dan cekatan menutupinya.
Sungguh...kombinasi sempurna politikus terbaik dalam sejarah umat manusia.
Sungguh...kombinasi sempurna politikus terbaik dalam sejarah umat manusia.
No comments:
Post a Comment