Saturday, December 24, 2005

mencintai alam


Saya pernah aktif dalam kepramukaan semasa SMP.

Tentu sebagai pramuka, masuk keluar hutan demi yang namanya program "mencintai alam", juga sering saya kerjakan.
Awalnya saya senang berjalan melewati rimbunan pepohonan yang hijau-hijau daunnya, melewati pematang-pematang dan parit-parit di tepi hutan, dan jalan-jalan kecil yang kadang-kadang dialiri sungai kecil di pinggirannya. Sepi, sejuk, dan sunguh telah menawarkan sensasi yang begitu berbeda dengan kacau balaunya manusia di pusat-pusat kota.
Tidak ada orang saling memaki di tengah hutan...

Namun suatu saat, semuanya bukan lagi sekedar sensasi. Cerita ini bermula di sebuah kegiatan tracking di hutan-hutan Lombok Barat. Seperti biasa, saya senang mencoba-coba keluar dari kumpulan buat mencari jalan-jalan kecil yang berbeda.
Akhirnya di tengah hutan yang sejuk, hari itu, sampailah saya di sisi parit berbatu. Tidak ada seorang pun di sekitar situ. Begitu sempurna buat urusan semedi dan klenik-klenikan, pikir saya.

Entah karena apa, saya tercenung lama saat saya melihat aliran air yang begitu bening di tingkap batuan kali yang tampak begitu bersih. Begitu sepi, dan gemericik itu terdengar begitu berbeda...

Kemudian secara tiba-tiba saya mengalami keheranan luar biasa, saya terpukau..bagaimana mungkin air ini tetap mengalir dengan begitu pasrah, padahal tidak ada seorang pun melihat, padahal tak ada seorang pun pernah membayangkan apalagi mengingat...
beningnya..heningnya...

Apa yang membuat ia begitu setia mengalir melewati batu-batu entah menuju ke mana, padahal di sini begitu sepi. Tak henti-hentinya saya bertanya

Mendadak saya malu pada diri saya sendiri begitu membayangkan bahwa apa yang seringkali saya kerjakan hanyalah demi mendapat perhatian, hanya mengharapkan pujian dari orang-orang...alangkah banyak yang seharusnya saya pelajari sedangkan saya sudah merasa begitu pintar..

saya tak lebih baik dari air yang mengalir dalam kesederhanaan di keheningan alam..

Saya malu.

No comments: