Sunday, December 18, 2005

Newton's Law dan Manusia



Hukum Newton I tentang inersia (1687) mengatakan :

Corpus omne perseverare in statu suo quiescendi vel movendi uniformiter in directum, nisi quatenus a viribus impressis cogitur statum illum mutare

atau dalam bahasa Indonesia :
“kecuali berada dalam pengaruh gaya yang tidak seimbang, sebuah objek akan ‘berusaha’ mempertahan kecepatannya agar tetap konstan”

Suatu objek dapat dipengaruhi oleh berbagai gaya, dan objek akan selalu berusaha mempertahankan “gerak dan posisinya” sejauh gaya-gaya yang bekerja tersebut seimbang. Seperti sebuah batu yang diam di atas permukaan bumi. Gaya ke bawah yang disebabkan oleh berat batu tersebut akan seimbang dengan gaya normal yang bekerja berlawanan arah.

Seperti halnya sebuah ‘objek’, manusia akan tetap dalam posisinya jika tarik ulur antara hasrat/nafsu dan kesadarannya memberikan resultan yang relatif mendekati nol. Tidak ada kemajuan atau kemunduran yang dilakukannya, selain mengubah porsi salah satu di antaranya. Kesadaran dan hasrat yang berlaku dalam pikiran manusia, sangat bergantung pada ‘impuls’ eksternal di sekitarnya.

Sebuah benda yang diam pada suatu posisi, tidak akan pernah bergerak sebelum adanya tambahan gaya dari luar yang mampu melebihi besarnya gaya ‘lawanan’ yang dimiliki benda karena gesekannya dengan bidang, sebut saja gesekan statis. Benda cenderung mempertahankan ‘diam’nya melalui gesekan statis yang dia punya. Namun sesaat dia bergerak, maka kecenderungannya berubah untuk tetap mempertahankan geraknya.
Analog dengan terminologi ‘dosa’, sesaat manusia itu melakukan suatu hal yang begitu berani melawan norma moral/agama yang berlaku, dan jatuh ke dalam dosa (kita sebut saja mengatasi gesekan statis yang dia miliki, yaitu hati nurani), maka dengan mudah kecenderungan tingkah lakunya akan meneruskan dan melakukan dosa-dosa lainnya, kecuali ada gaya yang dia berikan (sebut saja kesadaran) untuk menghentikan atau bahkan membalikkan arahnya.

Jangan biarkan diri kita terbenam dalam dosa, kembali ke jalan semula secepat dan semampu yang kita bisa, sebelum kecenderungan inersi itu menjelma begitu kuat sampai kita tak sanggup lagi melawannya….

sebuah kalimat salah: I can..but I won’t!

No comments: