Saturday, June 10, 2006

Menonton Merapi


Sejak kemarin siang (atau pagi?) lahar merah jelas meleler dari puncak Merapi. Sebelumnya, langit memang dipenuhi kepulan awan wedhus gembel, yang kecoklatan. Warga Turgo dan desa-desa lain memadati titik kumpul Tritis. Mendadak semua orang berbicara tentang piroklastik, Geger Boyo, Bebeng dan Kali Gendol, kubah lava, luncuran, kecepatan 300 km/jam, titik api diam, erupsi cair. Awan panas sudah menembus jarak psikologis 5 km. Jalan Kaliurang, jembatan-jembatan sepanjang Kali Code dipenuhi orang-orang. Mereka melihat Merapi. Leleran merah seperti bara rokok, yang kadang membesar meredup mengalir, memancar di kedua sisi yang tampak. Kepala mereka menunggu-nunggu letusan seperti air mancur di gunung Etna Sisilia atau Kilauea di Hawai. Orang-orang haus sensasi, lapar akan hal-hal yang membuat otak terkesima. Orang-orang ramai menonton Merapi. Orang-orang lewat berhenti, kemudian ikut menonton Merapi. Orang-orang yang menonton Merapi sebagian berpaling dan menonton orang-orang yang menonton Merapi. Orang-orang yang sedang ditonton ikut menonton orang lain yang datang untuk menonton Merapi. Orang-orang yang lain menonton orang yang menonton orang yang sedang menonton Merapi. Dan Mbah Maridjan berulang kali bilang kalau jangan salah sangka kepada Merapi. Merapi bukan marah, dan haram kalau disebut meletus bahkan menunjuk pun mereka tak berani. Dalam siaran malam Jumat, Damardjati mengatakan kalau keruntuhan sebagian bangunan Keraton dan beberapa pesanggrahan, tidak ada hubungannya dengan penurunan pamor penguasa daerah, bahwa bangunan cuma sekedar semen dan bata, sedang kredibilitas itu lain soal. Mobil-mobil aktivis dan reporter menuju utara, haus berita. Semakin hancur Jogja, semakin bahagia mereka. Orang-orang memompa adrenalin, orang-orang mengkonsumsi apapun yang bombastis. Mungkin hidup sehari-hari sudah terlalu menjemukan untuk dipikirkan. Dan kebanggaan akan sangat nyata terasa saat mereka bilang: "Sungguh, aku sedang di Jogja saat gempa", atau, "Untung aku di Jogja jadi bisa melihat gunung meletus, kamu sih ga' tau..", dan, "Belum tau rasanya kena gempa, kan? dah loe diem aja!".
Dari infotainmnet: rumah personel Shaggy Dog rusak parah, rumah Sheila on 7 hanya retak...
Kita ikuti perkembangan yang kita mau, bukan yang kita perlu.

No comments: