Friday, January 13, 2006
Bisnis di Lampu Merah
Banyak bisnis yang bermula di lampu merah
Saya baru memperhatikan, jadi mungkin sedikit basbang.
Ternyata lampu merah benar-benar telah menjadi lokasi strategis bagi dunia bisnis. Sebuah tempat yang dapat diibaratkan sebagai 'slot' iklan, atau semacam space bagi pemasangan banner, yang betul-betul efektif, langsung menuju calon konsumen, wajah ke wajah, dan yang lebih penting lagi, space ini benar-benar free alias gratis tanpa pajak ataupun sewa pasang iklan. Mulai dari promo tempat potong rambut, usaha bimbel dan perguruan2 tinggi palesu, penggemukan dan pengurusan badan, bisnis properti, warung dan cafe anyar, konser musik dan wayang, kos-kosan, sedot WC, jahit dan sablonase, bengkel, MLM, koran dan majalah, obat-obatan, iklan usaha abortus (dengan samaran "urusan telat datang bulan"), toko komputer dan alat2 elektronik, penyedia pembantu sapai tukang pijet and tukang sunat, lengkap!
Tentu saja usaha investasi akhirat yang sering kali fiktif (baca: pengemis), tidak masuk hitungan dunia enterpreneur yang layak dipertimbangkan di sini.
Saya bilang,lampu merah adalah fenomena. Bisa saja, usaha-usaha besar yang memenuhi BEJ dan BES bermula juga di lampu merah, siapa tahu. Kalau benar demikian, maka tepat jika dikatakan bahwa lampu merah telah menjadi salah satu di antara pusat-pusat ekonomi mikro, yang pada dasarnya jauh lebih berperan bagi penyehatan ekonomi nasional, ketimbang usaha-usaha besar yang rentan krisis.
Keberadaan lampu merah sebagai salah advertisement spot di tanah air kita, selayaknya kita apresiasi. Paling tidak, ada sedikit pengalih perhatian saat kita kudu menunggu lampu menyala hijau.
Lampu merah adalah sebuah fenomena
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
berarti Luís Nazário de Lima Ronaldo (il Phenomenon) kurang lebih aja sama lampu merah, mas wib???? aku setuju!!!
aderianos malakianos
Post a Comment