Tuesday, January 24, 2006

Daurah-daurah


Saya jarang sekali menulis tentang ini, mungkin tidak pernah malah. Saya tahu, saya bukanlah muslim yang taat, dan saya tahu pasti bahwa seharusnya saya malu untuk menyadarainya apalagi untuk mengakuinya.

Sebagai seorang muslim (walaupun belum 'apa-apa') saya juga tahu kalau menuntut ilmu akhirat jauh lebih utama daripada ilmu dunia. Wah bayangkan saja, saya sudah belajar sejak bangku sekolah sampai perguruan tinggi, lebih dari 17 tahun. Sejak saya bisa membaca (baik huruf latin maupun Al-Quran) hampir 70% total umur saya, 'cuma' saya pakai buat belajar ilmu keduniaan, apalagi ini dengan catatan sisa yang 30% itu adalah kondisi saya yang masih buta huruf...maka bisa saya pastikan, kans saya masuk surga alangkah tipisnya (walaupun saya tahu bahwa masuk-tidaknya seseorang baik ke neraka maupun surga tentu adalah Hak Allah mutlak), paling tidak daya tawar saya kecil lah...

Maka kemudian saya mencoba mendengar daurah-daurah atau kajian-kajian yang dipunyai oleh beberapa teman saya. Beberapa kali saya perhatikan isinya, Masya Allah...saya jadi tahu satu hal, yaitu: saya belum apa-apa kalau kudu mengaku Islam. Bayangkan, mendengar kata syariat saja masih samar-samar gelap, ibadah sholat yang 5 waktu saja belum kepegang, padahal andaikata saja syariat (yang mendasari ibadah dan pengabdian kepada Rabb kita) mampu kita laksanakan, bukankah ujian dan cobaan buat kita yang nota bene merupakan ukuran keridloan-Nya, masih akan sangat banyaknya.

Saya coba pikirkan, kalau saya hidup di dunia bukan untuk mencari keridloan-Nya, lalu apa yang mesti saya cari? Mengejar dunia itu tak akan ada habisnya. Andaikata manusia diberikan 1 lembah berisi emas, maka dia akan minta 2 lembah, demikian seterusnya.
Bahkan selama ini saya hanya memicingkan mata melihat pelajaran agama..begitu mudah saya sebut mereka teroris, kaum fundamental, saya ghibahkan dan saya fitnah mereka seolah saya orang suci dan seolah mereka terlalu kotor untuk saya kenal apalagi akrabi, saya anggap remeh mereka dengan sebutan-sebutan yang jauh dari nilai kesopanan sesama muslim, lalu apakah saya bisa disebut muslim? sholat saya saja tidak sempurna...saya mestinya malu, bahkan kalau perlu malu telah dilahirkan ke dunia hanya untuk membangkang!
Sekarang saya baru tahu apa beda Ahlussunah dan Khawarij (teroris), padahal selama ini begitu mudah saya panggil mereka dengan julukan semacam itu. Padahal khawarij itu adalah segolongan umat yang mengaku Islam, namun tak lebih dari sekedar anjing (Sahabat Rasullullah memanggil mereka dengan sebutan anjing neraka). Sahabatku maafkan aku...

Selama ini saya malu sebenar-benar malu untuk mendengar daurah-daurah, saya malu kalau harus menghadapi 'ejekan' orang lain, saya malu mengatakan "saya mau ke Masjid" saat ditanya hendak kemana, bahkan mungkin saya lebih malu membaca Qur'an dengan suara keras dibanding melihat-lihat gambar-gambar tak senonoh, Ya Tuhan..kemana saya selama ini..bukankah saya harusnya sadar, bahwa siapapun yang menghalangi muslim untuk beribadah, menghina dan melecehkan muslim yang beribadah dengan kesengajaan, sungguh halal darahnya..dan orang-orang semacam inilah yang disembelih Abu Bakar Radliallahu 'anhu, dan jika saya malu dengan orang-orang semacam ini, mau dikemanakan iman saya ?? apakah saya lebih malu kepada mereka yang fasiq dibanding kepada-Mu?

Saya tahu pasti, bahwa keimanan saya masih begitu jauh dari keridloan-Mu.
Saya masih malu 'beraga Islam', Ya Allah ampunkan...
Saya bangga menjadi pembangkang yang dengan sengaja menolak sembahyang, seolah manusia yang tidak punya agama, Ya Allah ampunkan...
Saya terlalu sibuk mencari alasan untuk tidak menjalankan perintah-Mu, entah karena alasan apa, Ya Allah ampunkan...
Saya berkawan karib dengan syaitan, dan membiarkan dia membuat saya malu akan kebenaran Dien-Mu, Ya Allah ampunkan....
Saya dengan santai mengatakan bahwa Engkau belum memberi hidayah saat saya lalai, padahal suara Muadzin dan para peyeru-Mu menerobos ke dalam telingaku, Ya Allah ampunkan...
Saya sibuk memandang baik diri saya dan memandang sangat-sangat rendah para ahli ibadah, saya jauhi mereka, bahkan saya begitu jijik kepada mereka, seolah saya akan masuk surga tanpa ditanyai apa-apa tentang rusaknya iman saya, Ya Allah ampunkan...
Saya memandang terlalu baik pada diri saya sedangkan saya tak lebih hanyalah sampah yang begitu fasik membangkang, Ya Allah ampunkan...

Saya berdoa, semoga Allah selalu memberikan jalan yang terbaik, amien...

No comments: